somebody to you | Ezra & Athaya.

___•02

“Sorry lama, macet tadi pas di Semanggi.” Athaya berjengit kaget saat mendengar suara Ezra yang tiba tiba datang.

“Santaian, lo mau nyari buku apaan, Zra?”

“Oh, itu.” Sang pemuda kembali berdiri dan merogoh saku celananya, bermaksud mengeluarkan ponsel yang memenuhi saku celana belakang nya.

“Tadi Viona nitip, 'it ends with us'? buku terjemahan pokoknya, sampul warna pink.”

Mendengar nama Viona, Athaya yang tadinya tersenyum, perlahan memudarkan senyumannya, digantikan rasa nyeri yang tiba tiba mendera jantungnya.

Pun dengan pikirannya, hal hal buruk mulai menyapa alam bawah sadarnya.

“Tha?” “Eh? Iya? O-ohh, coba kita cari langsung, ke sini.”

Gadis itu berjalan mendekati mesin komputer yang sudah di sediakan Gramedia untuk mencari judul buku di sana.

Otaknya sudah tidam sinkron dengan apa yang ia lakukan, tangannya panas dingin, hati nya masih terasa nyeri, entahlah, akhir akhir ini dia memang sangat sensitif, apalagi yang terkait dengan Ezra, sosok yang sudah ia sukai sejak lama.

“Nggak ada, Zra.” Gadis itu memutar tubuhnya, menatap Ezra yang tengah mengerutkan dahinyaーmenatap komputer.

“Viona butuh sekarang banget emang?” Ezra hanya mengedikkan pundaknya seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

“Dia cuma bilang itu tadi.”

Kedua sepasang pemuda dan pemudi itu bergerak menjauhi komputer, memilih untuk berjalan menuju rak buku genre fantasy.

“Lo beli buku apa, Tha?” “Alster Lake.” “Buku apa itu?” “Ada, salah satu author kesukaan gue, dia nerbitin buku, gue beli deh.”

“Ohh, ceritanya tentang?” “Penulis gitu, si cowok nya, keturunan Jerman, ishh lo baca sendiri aja deh, gue males jelasinnya.”

Ezra terkekeh pelan sebelum menarik lengan Athaya saat melihat gadis itu hampir tertabrak salah satu rak yang berjejer disana.

“Zra,” panggil Athaya saat keduanya sampai pada jendela besar yang menghadap ke jalanan.

“Hmm?” “Lo...”

“Serius lo nggak pacaran sama Viona?”

Kedua alis Ezra mengerut, bukankah tadi dirinya sudah menjelaskan ini kepada Athaya?

“Nggak, tadi kan gue udah jelasin ke elo, Tha.” “Iya sih...”

Ezra hanya menatap Athaya yang kini tengah fokus pada jalanan.

“Tapi lo deket sama dia?”

Kali ini, Ezra mengangguk, “Lumayan, kenapa?”

“Lo suka, sama Viona?”

Masa bodo kalau pertanyaan Athaya terlalu lancang, dirinya sudah tidak sanggup lagi untuk menahan ini semua, ia hanya butuh kepastian, ia hanya butuh kebenaran, apakah orang yang ia suka ini, belum di miliki oleh siapapun.

Terdiam sejenak, Ezra perlahan menarik napasnya perlahan,

“Gue...”

“Suka,” “Suka sama Viona.”